Memaknai Kemerdekaan Melalui Surat Galatia

Memaknai Kemerdekaan melalui surat Galatia
Pdt. Selamet

Hari ini kita merayakan HUT ke-76 Kemerdekaan RI.
Di tengah wabah Covid-19 yang masih merajalela, yang membuat terbatasnya pergerakan, dan tantangan lainnya, banyak orang bertanya sebenarnya apakah kita sudah merdeka? Secara hukum negara kita sudah merdeka dari Belanda tetapi dalam realitas kehidupan, masih banyak keterikatan baru yang dialami. Termasuk di dalamnya penjajahan atau keterikatan yang diakibatkan oleh Covid-19.

Sebagai seorang rohaniwan, saya melihat kemerdekaan dari aspek Rohani.
Galatia 5:1, “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita.” (Stand fast therefore in the Liberty by which Christ has made us free).
Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat Galatia bahwa Yesus Kristus telah memberikan kemerdekaan kepada umat-Nya, karena itu hiduplah dalam kemerdekaan tersebut.

Pertanyaannya adalah kemerdekaan atas apa dan untuk apa ?
Setidaknya ada tiga macam kemerdekaan yang kita dapatkan dalam Kristus.
1. Kemerdekaan status.
Rasul Paulus mengawali tulisannya kepada jemaat Galatia tentang Injil yang menebus mereka dari ketidakmampuan mereka menjalankan hukum Allah yaitu Taurat. Secara hukum jika engkau tidak mampu mencapai tuntutan hukum maka engkau disebut berada di bawah hukuman. Status ini dengan tegas disebut Paulus dalam Galatia 3:10. Status ini hanya bisa berubah jika ada tebusan. Tebusan tersebut sudah dibayar oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Setiap orang bisa merdeka jika menerima tawaran tebusan dengan iman (Gal 3:11).
Kabar baiknya bagi orang yang menerima dengan iman, bukan saja ia dilepaskan dari kutuk tuntutan hukum, melainkan ia diangkat menjadi anak Allah.
2. Kemerdekaan pilihan.
Setelah kita dimerdekakan dari hukum, maka hidup kita adalah hidup yang menjalankan pilihan. Galatia 4:8, “Dahulu … ketika kamu, …” Ayat 9, “Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, …” Apa yang ingin disampaikan oleh Paulus kepada jemaat Galatia? Dia ingin mengatakan sebenarnya dalam kemerdekaan di dalam Yesus ada kekuatan untuk memilih hidup dalam Tuhan. Karena dosa dan kutukan sudah tidak berkuasa lagi. Itulah sebabnya dalam Filipi 1:21-24, Paulus menunjukkan pilihan hidupnya. Pilihan untuk hidup bagi Tuhan adalah mungkin bagi setiap orang percaya.
3. Kemerdekaan “untuk”.
Kemerdekaan “untuk” adalah bagaimana kita menggunakan status dan pilihan kita setelah merdeka. Galatia 5:13, “Janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan lain oleh kasih.” Ayat ini adalah ayat yang luar biasa. Melayani orang lain bukan wujud keterikatan, melainkan tanda kemerdekaan orang Kristen. Karena ia melakukannya bukan karena terpaksa melainkan karena kasih.

Tiga poin ini adalah implikasi kemerdekaan dalam Kristus.
Hari ini WLM hadir untuk memperlengkapi Anda sekalian untuk mewujudkan kemerdekaan untuk melayani sesama. Dan wujud pelayanan kita bagi sesama adalah maksud dari menjadi terang Nya yang ajaib.
Merdeka, merdeka, merdeka!

Bagikan Informasi ini

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Informasi Terbaru